Official Twitter of FBBN 2013Facebook Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013Google Plus Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013RSS Feed Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013Email Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013
Home » » Sobir: IPB Berhasil Ciptakan Buah Lokal Rasa Global

Sobir: IPB Berhasil Ciptakan Buah Lokal Rasa Global

Written By FBBN IPB on Monday, March 18, 2013 | 4:45 PM


BOGOR – Indonesia terkenal kaya akan buah-buahan tropis. Namun, sayangnya kerap kali buah-buahan tropis Tanah Air kalah bersaing dengan produk buah impor. Persoalan penyakit, varietas, dan kurangnya populasi menjadi beberapa faktor penghambat buah tropis lokal kalah bersaing dengan produk impor.


Sobir PhD, dibutuhkan 2 investasi untuk hadapi perubahan  iklim: ekstra pupuk dan ekstra pestisidaPadahal, buah-buahan seperti manggis, nanas, pepaya, dan pisang banyak dijumpai di Tanah Air. “Penyakit, kurangnya varietas, dan populasi membuat buah-buahan lokal gagal masuk ke pasar ekspor dan bahkan kalah dengan produk sejenis di dalam negeri,” ungkap Kepala Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) Sobir di Jakarta, kemarin.

Namun, Pusat Kajian Buah Tropika IPB melalui program Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) Kementerian Riset dan Teknologi 2000 – 2009 berhasil menemukan formula agar buahbuahan tropis lokal dapat bersaing di pasar global. Melalui serangkaian penelitian dan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian, buah-buahan yang masuk dalam program Rusnas, seperti manggis, nanas, pepaya dan pisang dapat menjelma menjadi buah unggul, kaya varietas, dan memiliki nilai jual tinggi. Menurut Sobir,hasil penelitian dan metode pertanian tingkat tinggi yang diterapkan tim dari Pusat Kajian Buah Tropika IPB berhasil menaikkan nilai dan kualitas buah lokal.

Sobir mencontohkan beberapa kisah sukses pengembangan buah tropika dalam program Rusnas
. Buah manggis, misalnya. Buah yang memiliki julukan Queen of the Tropical Fruit ini awalnya rentan penyakit. Penyakit yang kerap menyerang adalah getah kuning. ”Sebagai tanaman apomikis, manggis juga dikenal tidak memiliki keragaman.Tingkat keragaman manggis bisa dikata sangat rendah,” paparnya. Hal ini disebabkan, manggis tidak menghasilkan serbuk sari yang memungkinkan terjadinya penyerbukan antartanaman. Namun, melalui analis genetik, paradigma yang menyatakan bahwa tanaman apomikis memiliki keragaman rendah terbantahkan. Sebab faktanya, manggis ternyata memiliki keragaman yang cukup tinggi.
”Itu terbukti dengan dilepasnya beberapa varietas manggis unggul dari awalnya yang hanya satu varietas yakni manggis Kaligesing dari Purworejo menjadi beberapa varietas unggulan lain,” ungkapnya.


Beberapa varietas ungggulan manggis lainnya adalah manggis Lingsar (Mataram, NTB), manggis Wanayasa (Purwakarta), manggis Puspahiang (Tasikmalaya), manggis Malinau (Kaltim), dan manggis Marel (Rejang Lebong,Bengkulu). Begitu pun dengan pisang. Selain mampu mengembangkan varietas pisang, program Rusnas IPB juga sukses menghasilkan dua isolat bakteri yang memiliki potensi untuk mengendalikan penyakit layu darah yang kerap menyerang tanaman pisang.

Dua isolat tersebut adalah bacillus sp BRA61 dan pseudomonas fluorescenceES32. Sukses melalui program Rusnas, menjadi inspirasi Sobir dan koleganya di Pusat Kajian Buah Tropika IPB. Saat ini Sobir sedang melakukan kajian pengembangan buah durian dan mangga. “Dua buah ini memiliki potensi besar dan pasar menjanjikan,” paparnya.

Khusus untuk durian, Sobir mengatakan, meski memiliki 74 varietas unggulan, durian lokal masih gagal bersaing di pasar global. Hal itu disebabkan sifat durian lokal yang harus matang di pohon dan kurangnya populasi.

“Padahal, untuk mampu bersaing di pasaran, selain soal rasa,durian harus memiliki kemampuan matang melalui proses pengeraman dan populasi yang banyak. Untuk satu varietas minimal dibutuhkan 50.000 populasi,” paparnya.

Melalui penelitian yang sedang dilakukan, Pusat Kajian Buah Tropika IPB berharap mampu meningkatkan populasi durian. Peningkatan populasi dilakukan melalui metode kultur jaringan yang bersifat somatik embrio genesis. Selain itu, pengembangan durian diharapkan mampu meningkatkan bagian buah yang dimakan setara dengan durian montong yang rata-rata memiliki 30 persen bagian buah yang dapat dimakan. “Buah lokal baru memiliki 15 persen saja bagian buah yang bisa dimakan,” ungkap Sobir. (sugeng wahyudi)(Koran SI/Koran SI/rhs)

http://kampus.okezone.com/read/2010/03/10/65/311156/ipb-berhasil-ciptakan-buah-lokal-rasa-global

Share this article :

0 comments:

Post a Comment



 
Developed By : Bostio Mini PRO
Copyright © 2013. FBBN 2013 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger